Tak Berkategori

Barangkali,
Barangkali yang kali ini adalah aksara terakhir yang aku gurat untuk mu lalu kutitipkan pada hati yang mengharap tuan akan kembali

Andai kata,
Aku masih bisa melihatmu tersenyum pada puan, juga menemukan mu diantara dedaunan kering yang mulai berjatuhan saat angin bertiup, membawa butiran air menuju bumi. Didalam kamar ku masih kusimpan bunga darimu, bersama hati yang ternyata masih menyimpan rindu, Di tepi ranjang aku pura-pura tertawa pada pelangi buta warna, diantara penatnya Semarang Kota. Pada jarak satu detik sebelum aku tenggelam dalam gelap yang membuat ku kalap.

Dan kamu,
Tetap menjadi satu alasan mengapa aku menulis aksara-aksara itu
Tetap menjadi bayangan ku yang diam-diam berbisik berharap kita akan kembali Tetap jadi satu hal yang aku ingat di kala malam hari, saat aku menonton film lama melaluli radio tua, bersama masker susu di muka.

Dan kamu tidak seharusnya tau,
Berapa banyak aksara yang aku gurat lalu aku buang dengan percuma. Di malam malam ku aku tersadar dibawah sinar teduh sang purnama, lalu teringat pada semoga dan segala rencana gila yang pernah ada. Lihat kata “pernah” disana? adalah jarak antara tuan dan puan yang akan menjadi satu dimasa yang akan datang.

Lalu aku ingin mengucapkan terimaksih ,
pada segala yang telah tercipta dan dicatat bintang di angkasa, sekiranya aksara aku dan kamu pernah menjadi kita, aku disini, berharap kamu kembali

-bvl

Satu pemikiran pada “

  1. Ping balik: — ampere – ampere

Tinggalkan komentar